Senin, 08-Februari-2021 07:12

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Tirta Mandira Hudhi, akrab disapa Cipeng atau dr Tirta menunjukkan kondisi paru-parunya yang parah. Meski demikian, dr Tirta mengaku memaksakan aktivitas kerjanya terlalu berlebihan.
"Ini adalah kondisi paru paru saya skrng. Parah tapi saya memaksakan aktivitas kerja overload. Hidup harus mati2 an bosku. tembus limit," ujar dia, dikutip dari unggahannya, Senin (8/2/2021).
Pria berkacamata ini jabarkan bahwa paru-paru nya alami keadaan emfisema, batuk selama tiga bulan, sputum putih, dan saturasi maksimal 90 persen.
"Swab pcr negatif alhamdulillah
jantung udah tear drop
corakan bronkovaskuler meningkat jelas baik basal dan cephal
diafragma menurun," ungkap pengusaha sepatu ini.
Dia bahkan ungkap, normalnya penampakan paru-paru tersebut bagai milik orang tua berusia 50 tahun ke atas. Padahal saat ini usianya baru menginjak 29 tahun.
"Kok bisa saya separah ini? Karena saya dulu tbc d usia 8 tahun selama 1 tahun. Cavitas 2 biji sebelah kiri, ditambah saya perokok berat. Jadi paru skrng ya jeblok," jelas dia.
Apabila keadaan paru-paru dan jantung yang sudah tidak baik demikian, kemungkinan gagal jantung kanan besar.
Tampakan Elektrokardiogram (EKG) jantung diperkirakannya Right Bundle Branch Block (RBBB) dan dalam waktu dekat curiga ada angina.
"Faktor resiko saya terkena covid, itu besar sekali. Jika kena pasti auto mokad hahaha. Untung aja idup," ujar dia.
Diketahui dr Tirta, dengan keadaan paru-paru demikian, prognosisnya tentu buruk. Meski demikian, dirinya mengaku sadar diri dan nekat atasi pandemi dengan mati-matian.
Pria bertato ini lantas imbau masyarakat bersyukut memiliki paru-paru yang sehat. Dia imbau, jangan sampai anak muda mengalami keadaan paru-paru yang parah seperti dirinya. Terutama mereka yang merokok, diminta untuk waspada.
"Saya cuma cerita, berusahalah semaksimal mngkin demi kebaikan. Meski 1 dunia juga menghujatmu. Apalagi soal usia, ga ada yg tau. Ga perlu arogan kalo sehat. Karena banyak orng yg paru2 nya kaya saya," ujar dia.
Reporter : Martina Rosa Dwi Lestari
Editor : Sesmawati
Tag