Jumat, 08-January-2021 15:00

JAKARTA, NETRALNEWS.COM – Politisi Ferdinand Hutahaean mengaku heran dengan kritikan yang diarahkan kepada Menteri Sosial Tri Rismaharini karena kegiatan blusukannya. Risma dianggap hanya mencari pencitraan dari blusukannya itu. Apalagi, saat blusukannya itu ia mendapati tunawisma di daerah elit jakara, Sudirman – Thamrin, sehingga banyak yang menduga hal tersebut hanya rekayasa belaka.
Menurut Ferdinand, seharusnya Risma layak mendapatkan apresiasi karena mau kerja turun ke bawah mendekati rakyat. Karena, imbuhnya, ada pemimpin yang kerjanya hanya acting dengan membuat video pencitraan dan sibuk melakukan konfrensi pers namun malah dipuju dan digadang-gadang jadi presiden. Pemimpin yang disindir Ferdinand ini kemungkinan mengarah kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
“Mmg makin sinting, orang kerja turun kebawah dicaci maki, diejek dibully. Sementara orang yang kerjanya acting bikin video pencitraan di tempat sampah dan warung rakyat serta cuma konpres dipuja puji sbg kerja sukses dan digadang2 jd presiden.
- Pastikan Penerima Bansos, Kemensos Susun Paramater Proses Pemutakhiran DTKS
- HPN 2021 Digelar di Jakarta, Anies: DKI Merasa Terhormat
- Waspada Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang di Wilayah Ini pada Sore hingga Menjelang Dini Hari
- Mensos Serahkan Langsung Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir-Longsor Manado
Mmg sinting nalar begini..!!” tulis Ferdinand di akun Twitternya, Jumat (8/1/2021).
Setelah mendapat banyak kritikan dan tuduhan rekayasa, Menteri Sosial Tri Risma akhirnya angkat bicara. Mantan Wali Kota Surabaya ini mengaku tak berniat merangkai skenario apapun ketika bertemu para pemulung.
"Saya bagaimana bisa setting. Saya ndak kenal, saya mau ke Jakarta tuh enggak tahu mau ke mana, maksudnya saya ndak apal jalannya," kata Risma saat ditemui di Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis Pangudi Luhur, Bekasi, Jumat (8/1/2021).
Tindakan yang dilakukan hanyalah bersifat spontan dan hanya bertujuan untuk membantu. Bahkan Risma enggan mengatakan ini sebagai kegiatan blusukan karena tak terencana sebagai agenda resmi.
Kebiasaan ini pun diakuinya sudah dilakukan bahkan sejak masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. "Jadi, bukan itu (settingan). Saya mempunyai rejeki lebih dari orang lain, saya berhak memberikan amal saya untuk orang lain. Jadi saya jadi apapun saya lakukan itu," kata Risma.
Walau dianggap setingan, Risma mengaku tak akan keberatan jika harus kembali membantu pemulung - pemulung yang dia temui saat beraktivitas di Jakarta.
Reporter : Dimas Elfarisi
Editor : Sesmawati
Tag