Sabtu, 23-January-2021 17:42

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Amerika, Akhmad Sahal menjelaskan terkait kewajiban berjilbab dalam konteks negara demokrasi.
Menurutnya, jilbab dalam ranah hak berkeyakinan negara tak boleh memaksakan kehendaknya dalam soal keyakinan agama.
"Dlm konteks demokrasi, jilbab itu ranah hak berkeyakinan. Ga boleh ada paksaan negara dlm soal keyakinan agama.
- Wujudkan Kawasan Dieng Sebagai The Heart of Central Java, Ini yang Dilakukan Pemkab Banjarnegara
- Terkait UU ITE, RH: Pembuat Pikir Sanksi Buat Orang Lain, Bukan Buat Mereka!
- Said Didu: Jelas Bayi Baru Lahir Akan Ikut Menanggung Utang Negara
- Mantan Wasekjen MUI Sentil SKB 3 Menteri soal Atribut Agama di Sekolah: Tidak Membawa Kebaikan
Yg yakin jilbab wajib, silakan pakai. Yg yakin bahwa jilbab gak wajib ya silakan ga pake.
Negara ga boleh memaksa berjilbab, atau memaksa copot jilbab," tulisnya seperti dilansir akun twitternya Jakarta, Sabtu (23/1/2021).
Gus Sahal sapaan akrabnya juga menambahkan tak ada ketentuan siswi non muslim harus diwajibkan menggunakan jilbab dalam lingkungan sekolah. Itu juga, lanjut dia perlakuan sama dikenakan pada siswi yang beragama muslim, lalu sebaliknya siswi muslim tak boleh dipaksa melepas jilbab oleh sekolah negeri manapun.
"Yg gak boleh dipaksa berjilbab oleh sekolah negeri harusnya bukan hanya siswi non muslim.
Siswi muslimah yg tak berjilbab pun TAK BOLEH dipaksa berjilbab oleh sekolah negeri. Seperti halnya siswi muslimah yg berjilbab TAK BOLEH dipaksa lepas jilbab oleh sekolah negeri, tulisnya.
Reporter : PD Djuarno
Editor : Nazaruli
Tag