Rabu, 10-Februari-2021 22:25
.jpeg)
JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Cendekiawan muslim Ulil Abshar Abdalla mengomentari pernyataan pihak Istana bahwa pemerintah membutuhkan kritik yang pedas dan keras demi pembangunan yang lebih terarah dan benar.
Menurut Ulil, publik sudah tidak percaya dengan apa yang disampaikan pihak Istana itu, karena banyak pengkritik yang dilaporkan dengan menggunakan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronika (UU ITE).
"Publik sudah ndak percaya. Para pengkritik banyak dilaporkan dengan menggunakan UU ITE," tulis Ulil di akun Twitternya, Selasa (9/2/2021).
- Buzzer Jokowi Diserang, FH: Biar Saja Dicaci Maki dan Difitnah Kadrun, karena Bangsa Ini Harus Dijaga
- Mahfud MD: Hukum adalah Kesepakatan yang Dibuat Rakyat, Bisa Diubah Jika Ada Kesepakatan Terbaru
- Terkait UU ITE, RH: Pembuat Pikir Sanksi Buat Orang Lain, Bukan Buat Mereka!
- DPR Sebut Revisi UU ITE Penting dan Layak Masuk Prolegnas 2021, Ini Alasannya
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan pemerintah membutuhkan kritik yang pedas dan keras dari pers. Pramono mengibaratkan kritik media massa ini sebagai jamu.
"Bagi pemerintah, kebebasan pers adalah sesuatu yang wajib dijaga. Dan bagi pemerintah kebebasan pers, kritik, saran, masukan itu seperti jamu. Menguatkan pemerintah,” kata Pramono dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional 2021, dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Kabinet, Selasa (9/2/2021).
"Dan memerlukan kritik yang terbuka, kritik yang pedas, kritik yang keras karena dengan kritik itulah pemerintah akan membangun dengan lebih terarah dan lebih benar," ungkap Pramono.
Reporter : Adiel Manafe
Editor : Sesmawati
Tag