Jumat, 05-Februari-2021 15:45

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Da’i Ustaz Hilmi Firdausi mengetahui, jilbab dan salam tengah dipermasalahkan. Dia mengaku heran, ada pihak yang hobi membenturkan syariah dengan budaya.
Ustaz Pemilik SIT Daarul Fikri dan Pengasuh PPA Yatim Dhuafa Assa’adah ini bahkan menilai, Walisongo akan menangis bila melihat keadaan jilbab dan salam yang dipermasalahkan.
"Kemarin jilbab, terus salam dipermasalahin....hobinya kok ngebenturin syariah sama budaya sih. Walisongo nangis klo lihat yg kayak begini...," ujar dia, dikutip dari cuitannya, Jumat (5/2/2021).
- Sekolah Tatap Muka Bisa Dimulai Penuh Juli 2021, Jika Program Vaksinasi Guru Capai Target
- Mantan Wasekjen MUI Sentil SKB 3 Menteri soal Atribut Agama di Sekolah: Tidak Membawa Kebaikan
- Ade Armando: Ada Banyak Ulama Yakin Jilbab Tidak Wajib, Netizen Malah Bilang Begini
- Anwar Abbas Tuding Mendikbud Larang Siswi Berjilbab, Ade Armando: Sesat Pikir!
Lebih lanjut Ustaz Hilmi juga komentari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Kementerian Agama (Kemenag), menerbitkan Keputusan Bersama tentang Penggunaan Pakaian Seragam dan Atribut bagi Peserta Didik, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan di Lingkungan Sekolah yang Diselenggarakan Pemerintah Daerah pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menguraikan tiga hal penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun SKB tiga Menteri ini.
Pertama, bahwa sekolah memiliki peran penting dan tanggung jawab dalam menjaga eksistensi ideologi dan konsensus dasar bernegara, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika; serta membangun dan memperkuat moderasi beragama dan toleransi atas keragaman agama yang dianut peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan.
Kedua, sekolah berfungsi untuk membangun wawasan, sikap, dan karakter peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Serta membina dan memperkuat kerukunan antar umat beragama.
Ketiga, pakaian seragam dan atribut bagi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di lingkungan sekolah yang diselenggarakan pemerintah daerah merupakan salah satu bentuk perwujudan moderasi beragama dan toleransi atas keragaman agama.
"Semoga juga diterapkan secara adil kpd beberapa sekolah di daerah muslim minoritas yg masih melarang penggunaan jilbab di kelas," harap Ustaz Hilmi.
Warganet lantas memberikan komentar pada cuitan Ustaz Hilmi soal permasalahan jilbab dan salam.
"Semuanya baik2 aja, sampai kelompok tertentu merasa ini adalah sesuatu yg sangat potensial bahwa bisnis agama dimanfaatkan dalam mencapai tujuan," cuit @tudu2sipanga***.
"Mungkinkah karena kekuasaan saat ini melindungi mereka utk bebas berbicara apa saja walaupun itu dalam ranah agama? dan 'mengekang' mereka yang ingin istiqomah dlm beragama bersama keluarganya?
Inikah yang disebut "bagai buih dilautan?"," cuit @FollowerRo***.
"Masalah jilbab wajib tidak wajib nya jilbab apakah dari 3 menteri itu lebih paham dari pada ulama??? Untuk ustadz @Hilmi28 harus tetap semangat menyuarakan antara gak dan bhatil semoga antum dimudahkan segala urusannya," cuit @212a***.
Reporter : Martina Rosa Dwi Lestari
Editor : Sesmawati
Tag