Sabtu, 06-Februari-2021 22:58
.jpeg)
JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Ekonom senior Kwik Kian Gie mengaku takut mengemukakan pendapat di media sosial lantaran diserang habis-habisan oleh buzzer bahkan sampai menjurus ke masalah pribadi, padahal apa yang ia sampaikan di medsos hanya sekedar masukan buat pemerintah.
"Saya belum pernah setakut saat ini mengemukakan pendapat yang berbeda dengan maksud baik memberikan alternatif. Langsung saja di-buzzer habis-habisan, masalah pribadi diodal-adil," tulis Kwik Kian Gie di akun Twitternya, Sabtu (6/2/2021).
Kwik lantas membandingkan apa yang dialaminya saat ini dengan era Presiden kedua Soeharto. Ia mengatakan, di era Soeharto, dirinya masih merasa leluasa dalam mengutarakan pemikiran.
- JK Akui Buzzer Sengaja Dihadirkan Saat Kampanye, DT: Lagi Ngomongin Dirinya Sendiri, Mungkin Dia Udah Pikun Jadi Lupa
- TPDI: Kerumunan Jokowi Jelas Berbeda dengan Penyambutan dan Acara Habib Rizieq
- Rustam: Jika Rakyat NTT Sangat Antusias Sambut Jokowi Tentunya Itu Spontanitas
- CPI Jeblok, Indonesia Darurat Korupsi, Mardani Minta Presiden Lakukan Ini...
"Zaman Pak Harto saya diberi kolom sangat longgar oleh Kompas. Kritik-kritik tajam. tidak sekalipun ada masalah," cuit mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri itu.
Pada cuitan lainnya, Kwik menyebut dirinya masih satu partai dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni PDIP. Ia juga mengaku memiliki hubungan yang sangat baik dengan Ketum PDIP yang juga Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.
Namun demikian, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) itu menegaskan bahwa dirinya tak mau menjadi penjilat atau cari muka demi mendapatkan jabatan.
"Pak @.Marquez, saya ini sejak tahun 1987 kan kader PDI sampai menjadi PDIP, mengalami Kongres Medan dan Surabaya dan tetap kader sampai saat ini. Satu partai dengan Pak Jokowi. Tapi kan tidak lantas harus menjilat terus dan mencari muka terus? Hubungan dengan Mbak Mega masih super," kata @kiangiekwik.
Reporter : Adiel Manafe
Editor : Sesmawati
Tag