Sabtu, 13-Februari-2021 11:54

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Gegara soal "Pak Ganjar tak pernah Salat", Forum Relawan Demokrasi (Foreder) Solo Raya menuntut perusahaan penerbit Tiga Serangkai untuk menarik buku teks pendamping pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 3 dan 4 dari pasaran.
Hal tersebut jadi satu dari tiga tuntutan yang diajukan Foreder dalam audiensi dengan jajaran direksi PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Kamis (11/2/2021).
Menanggapi hal itu, pegiat media sosial Eko Kuntadhi mengungkit pimpinan Penerbit Tiga Serangkai. Eko menyebutnya pengasong agama.
- Antara Halal dan Haram, Eko: Ternyata Obat Batuk Alkoholnya 10%, ya sudah Malam Ini Gue Mau Mabuk-mabukan Dulu...
- Aldi Taher Calonkan Diri Jadi Wagub DKI, EK: Alhamdulillah, Anies Bakal Ada Pasangan yang Setara...
- Nurdin Mengaku saat OTT KPK dalam Kondisi Tidur, Eko: Ohh, Operasi Tangkap Tidur!
- SBY Sebut Demokrat Diserang Saat Beda Sikap dengan Pemerintah, Eko: Nazaruddin dan Angelina Sondakh Malah Nyerang dari Dalam
"Tokoh pimpinan penerbitnya gerombolan pengasong agama. Ya, jadinya begini. Bikin buku anak-anak isinya masturbasi. Bikin buku sekolah, isinya selipan ujaran kebencian," kata Eko Sabtu (13/2/21).
"Kalau @NKRIDepdikNas masih memberi ruang mrk buat cetak bukan sekolah. Ya, bahaya," imbuh Eko.
Sementara sebelumnya diberitakan, tuntutan agar Tiga Serangkai tarik buku yang dimaksud disampaikan Memet Fredi, koordinator audiensi Foreder Solo Raya usai mendatangi kantor PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri di kantor perusahaan penerbit di Jl. Prof. DR. Supomo No.23, Sriwedari, Kec. Laweyan, Kota Surakarta.
“Kami Forum Relawan Demokrasi menuntut tiga hal. Pertama, kami menuntut PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri untuk Meminta maaf kepada warga Jawa tengah dan khususnya kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo,” katanya.
Kedua, lanjut Memet, kami .enuntut PT Tiga Serangkai untuk melakukan penarikan dan atau mengganti atau merevisi contoh nama Ganjar dengan nama lain yang tidak menimbulkan fitnah.
“Sementara tuntutan ketiga, Foreder meminta PT Tiga Serangkai untuk tidak mengulangi keteledoran dengan menyebutkan nama tokoh sebagai contoh dalam setiap buku yang diterbitkan,” katanya.
Ketiga tuntutan tersebut, disampaikan Foreder setelah viral penyebutan nama Ganjar dalam buku teks pendamping pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 3 dan 4. Forum Relawan Demokrasi pun langsung mendatangi kantor PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Di sana, mereka minta klarifikasi langsung dari jajaran direksi terkait pencantuman nama Ganjar.
“Kami akan terus mengawal sampai kasus ini menemukan titik terang,” katanya.
Karena kabar yang beredar di masyarakat semakin liar, baik di media massa maupun sosial, Hari Sumarsono, HR Director & Corporate PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri mengatakan langsung mengirim surat kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
“Intinya kami sudah mengirim surat kepada Pak Gubernur, kami minta maaf. Kami berharap bisa beraudiensi dengan beliau,” katanya dinukil Melihatindonesia.id.
Terkait aksi masyarakat yang mendatangi kantornya, baik dari Foreder maupun pegowes dari Temanggung kemarin, Hari mengaku sangat senang karena fungsi pengawalan dan pengawasan dari masyarakat, Jawa Tengah khususnya kepada perusahaan penerbit sangat besar.
Reporter : Taat Ujianto
Editor : Taat Ujianto
Tag