Kamis, 07-January-2021 12:00
.jpeg)
JAKARTA, NETRALNEWS.COM – Pengamat Politik Rocky Gerung turut angkat bicara terkait tindakan Pegiat Media Sosial Permadi Arya yang mengatai Eks Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai. Permadi mempertanyakan pada Pigai “sudah selesai evolusi belum kau?”.
Tanggapan diberikan karena Rocky klaim pernah mengajar terkait teori evolusi Darwin di Departemen Filsafat Universitas Indonesia (UI).
Menurut Rocky, di dalam pertandingan politik, orang memakai argumentasi sebagai upaya untuk membatalkan pikiran orang lain. Itu dilakukan dengan kekuatan logika dan kekuatan argumentasi, bukan dengan kekuatan olok– olok seperti tindakan yang dilakukan Permadi.
- Soal Madam Pemilik Jatah Spesial Bansos, Rocky: Aristokrat Apa Semacam Pornografi Politik?
- Komentari Cuitan @firdzaraany yang Dinilai Rasis, Begini Kata Abu Janda dan Netizen
- Pesta Habis Divaksin, Rocky Gerung Sebut Raffi Ahmad Dungu dan Pantas Dihukum
- Komentari Raffi Ahmad, Rocky Gerung: Kakinya di Langit, Tapi Otaknya di Sepatu
“Jadi dari awal, mereka yang mengolok-olok itu justru pertanda dari gagalnya evolusi dalam pikirannya. Jadi dia tidak dalam status homo sapiens,” tegas Rocky, dikutip dari pernyataan di kanal Youtubenya, Kamis (7/1/2021).
Lebih lanjut Rocky memberikan kritik pedas. Dia katakan di dalam sejarah peradaban, selalu ada orang yang membatalkan gerak berfikir sehingga disebut si dungu. Dungu pasalnya tidak mampu mencapai status pikiran bermutu.
“Mereka ini yang kerap diberi award, namanya Darwin Award. Anugerah Darwin,” ujar Rocky.
Kata Rocky, Darwin bersyukur karena orang–orang yang menerima Darwin Award, membatalkan sendiri evolusinya. Ini terjadi karena mereka tidak mau berfikir.
“Jadi orang batal berevolusi karena tidak mampu berpikir. Kasus itu buktinya si Arya tidak mampu berpikir,” tegas dia.
Rocky menilai Permadi tidak mengetahui teori evolusi. Selain itu tidak sanggup untuk membantah pikiran dari Pigai. Permadi bahkan dinilai dengan sukarela mempertontonkan kedunguannya.
“Orang yang semacam ini mustinya tidak usah diomelin tapi kasih Darwin Award. Hilang satu kedunguan.
Reporter : Martina Rosa Dwi Lestari
Editor : Sesmawati
Tag