Senin, 21-December-2020 09:40

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Pengamat Politik Rocky Gerung (RG) turut angkat bicara terkait beredarnya video singkat di media sosial, menampilkan sebuah razia pada anak muda.
Razia dilakukan karena belasan anak muda ditemukan mengenakan kaos bergambar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) oleh pihak Kepolisian.
Menurut RG, seharusnya razia didampingi oleh pisikiater atau psikolog. Pasalnya RG menilai, pihak yang parno adalah yang merazia.
- Terkait Penembakan Laskar FPI, Tengku Zulkarnain Sebut Mahfud MD Miliki Opini Sesat
- Ustaz Hilmi: Terdampak Bencana Kangen Saudara Berseragam Putih, Biasanya di Garis Depan
- Komnas HAM Lapor Presiden Terkait Tewasnya Laskar FPI, Pigai: Umat Muslim Bisa Laporkan ke PBB
- Novel Bamukmin: Bukan Ahok Namanya Kalau Tidak Buat Gaduh
"Kan musti jelas siapa yang paranoid. Jadi ini suatu gejala baru bahwa orang mau menikmati sensasi dari mengenakan kaos," kata RG, dikutip dari pernyataan di kanal Youtubenya, Senin (21/12/2020).
Teringat oleh RG, bahwa dulu ada kaos dengan tagar ganti presiden sebelum adanya kaos HRS. Keadaan ini lantas menjadikan negara memusuhi kaos HRS, padahal bisa saja kaos dibeli dan dikenakan oleh orang karena fans HRS kemudian dikenakan dalam aksi.
"Ini bangsa tenggelam dalam kekonyolan. Noraknya makin gila," tegas RG.
RG ingatkan bahwa HRS saat ini tengah ditahan, tetapi seolah-olah masih bebas karena beredarnya kaos-kaos, video, dan kutipan-kutipan pidato atau pesan.
"Mungkin perlu ada pendamping sakit jiwa, psikiater khusus di Istana supaya dibersihkan ini gejala-gejala yang membelit. Membuat kita ditertawakan orang, negara-negara tetangga dan dunia melihat gejala semacam ini," ujar RG.
RG bahkan berkelakar, mungkin nanti Presiden membuat sebuah Perpres larangan menggunakan kaos. "Ajaib lagi nanti itu," sambung dia.
Menurut RG, kaos HRS menunjukkan kreativitas untuk bisa diproduksi dalam jumlah banyak oleh UMKM. RG memprediksi peluang usaha kaos HRS akan laku keras dan menghidupkan ekonomi tetapi di sisi lain ada prinsip bahwa negara tidak boleh kalah.
"Kan jadikan sebagai hal yang justru berguna. Tapi hanya bisa dilakukan oleh pemerintah yang masih berguna, kalau pemerintah tidak berguna, ini gejala akhir kekuasaan," kata dia.
Reporter : Martina Rosa Dwi Lestari
Editor : Sulha Handayani
Tag