Kamis, 28-January-2021 11:15

JAKARTA, NETRALNEWS.COM – Pengamat Politik Rocky Gerung menjuluki para pelaku rasisme pada Papua adalah cebong−cebong spesial. Pernyataan ini disampaikan Rocky menyusul tindakan rasisme yang dilakukan Ketua Umum Projamin Ambroncius Nababan dan Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Yusuf L Henuk.
Menurut Rocky, Ambroncius dan Prof Yusuf telah melakukan tindakan rasisme pada Mantan Komisioner HAM yang juga Aktivits Kemanusiaan Natalius Pigai. Keduanya melakukan tindakan serupa, yakni menyandingkan Pigai dengan Hewan Gorila dan Monyet.
“Mereka yang menghina adalah cebong−cebong spesial. Cebong ini tidak merujuk pada binatang tapi pada karakter manusia,” tegas Rocky, dikutip dari pernyataan di kanal Youtubenya, Kamis (28/1/2021).
- Satu Anggota KKB Tewas dalam Baku Tembak dengan Prajurit TNI di Distrik Sugapa
- Natalius Pigai Klaim Perpres Aturan Miras Dibatalkan karena Kritikannya, Netizen: Lebih Konkret NU dan Muhammadiyah
- KKB Pimpinan Joni Botak Kembali Bikin Ulah, Dandim 1710/Mimika Minta Warga Tidak Cemas
- Polisi Sebut KKB Sebar Hoaks Soal Remaja Tewas Ditembak Aparat di Mimika
Menurutnya cebong memiliki makna orang yang rendah kemampuan berpikirnya dan tidak bisa beradaptasi dengan lengkap. Hingga akhirnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan penghentian atas fenomena cebong dan kadrun, tapi disayangkan Rocky, fasilitas untuk menghasilkan kedunguan justru masih ada di “kolam−kolam” Istana.
“Jelas si Profesor mengaku pendukung Jokowi dan akhirnya kita temui sendiri definisinya bahwa IQ dia 200 tapi dikumpulin sekolam,” tegas Rocky menyindir.
Di sisi lain Rocky melihat, Papua sedang menjadi pusat perhatian internasional hingga akan berdiplomasi. ementara di dalam negeri, kedunguan dari para pendukung Jokowi seolah dipamerkan.
“Karena kita sudah tahu cebong itu memang dungu, tapi ternyata yang lebih dungu dari cebong adalah cebong−cebong spesial,” tegas dia.
Reporter : Martina Rosa Dwi Lestari
Editor : Sulha Handayani
Tag