Selasa, 08-December-2020 16:30

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Busyro Muqoddas mengatakan kasus kematian atau tewasnya enam orang anggota Front Pembela Islam (FPI) di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 harus menjadi koreksi fundamental dan total bagi negara.
"Apalah artinya rakyat yang berdaulat jika keselamatan jiwa dan keamanannya tidak terjamin," kata Busyro, Selasa, (8/12/2020).
PP Muhammadiyah, kata Busyro, mengaku prihatin atas peristiwa yang terjadi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan evaluasi dan koreksi ke depannya.
- Dugaan Korupsi di BPJS Ketenagakerjaan, KSPI Siap Geruduk Seluruh Kantor Cabang untuk Pertanyakan Uang Milik Buruh
- Dugaan Korupsi, Kejaksaan Agung Periksa Pejabat BPJS Ketenagakerjaan dan Bos Manajemen Investasi
- Waspada Fenomena Cuaca Ekstrem, BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Terjadi hingga Februari
- Terkait Pencarian Prajurit Yonif 756/WMS Hilang, Ini Komitmen Dandim Mimika
Ia mengatakan organisasi Islam tersebut tidak hanya menyesalkan namun juga mengutuk terjadinya kekerasan itu. Apalagi, jika hal itu dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki kekuasaan.
Selama ini PP Muhammadiyah juga melakukan fungsi advokasi terhadap pelanggaran-pelanggaran hukum dan hak asasi manusia yang dilakukan oleh aparat.
Sejumlah peristiwa yang diadvokasi oleh PP Muhammadiyah selama ini menggambarkan negara masih sering hadir dalam bentuk kekerasan.
"Itu yang kita sayangkan. Bukankah negara itu fungsi utamanya melindungi rakyat?," ujarnya.
Atas peristiwa itu, Busyro berharap kejadian tersebut tidak terulang kembali atau diulang lagi. Selain itu, instansi kepolisian juga diminta dan dituntut menunjukkan kejujuran serta profesional.
Terakhir, ia menyampaikan duka mendalam atas kematian enam anggota FPI.
"Mudah-mudahan arwahnya diterima di sisi Allah SWT serta keluarganya diberikan kesabaran dan ketabahan," kata Busyro dilansir Antara.
Reporter : Sulha Handayani
Editor : Sulha Handayani
Tag