Sabtu, 09-January-2021 03:00

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Vaksinolog sekaligus dokter spesialis penyakit dalam dr Dirga Sakti Rambe menganjurkan para penyintas atau orang yang telah sembuh dari COVID-19 tetap melakukan vaksinasi.
"Sebetulnya begitu. Tetapi kita harus menyadari stok vaksin ini terbatas sehingga didahulukan orang-orang yang sehat," kata dia saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Jumat (8/1/2021).
Menurutnya, para penyintas COVID-19 dianggap telah memiliki sistem kekebalan. Kemudian, bagi orang tanpa gejala (OTG) juga tidak ada masalah jika divaksin.
- Waspadai Gelombang Tinggi di Beberapa Wilayah Ini
- Sudah Digunakan Sejak 1960, Obat Steroid Murah Ini Ternyata Ampuh Redam Varian Baru COVID-19
- Masyarakat Batak di Papua Desak Polisi Segera Tangani Aksi Rasisme Nababan Terhadap Pigai
- Siang hingga Sore, Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang Diprediksi Terjadi di Wilayah Jakarta Ini
Oleh sebab itu, tidak ada syarat orang yang akan divaksin harus melalui tes usap atau tes antigen terlebih dahulu.
"Kalau ada orang OTG yang tervaksin, maka itu tidak masalah malah dapat meningkatkan kekebalannya," kata dia.
Terkait usia orang yang bisa divaksin, dr Dirga mengatakan hal itu mengacu pada uji klinis di Bandung yakni rentang usia 18 hingga 59 tahun.
Oleh sebab itu, penyuntikan vaksin pada tahap pertama hanya akan dilakukan pada rentang usia tersebut. Artinya, anak-anak dan kelompok lanjut usia (lansia) tidak divaksin.
"Prinsipnya kita mengedepankan kehati-hatian. Karena uji klinis Sinovac ini hanya melibatkan peserta usia 18 hingga 59 tahun," katanya, seperti dilansir Antara.
Namun, ke depan penyuntikan vaksin Sinovac buatan China tersebut tidak menutup kemungkinan dilakukan pada usia 60 tahun ke atas.
Hal itu mengingat uji klinis di Brasil melibatkan lansia. Artinya, informasi terkait vaksin akan terus berkembang. Di saat bersamaan, para lansia harus tetap memaksimalkan protokol kesehatan.
Reporter : Irawan HP
Editor : Irawan HP
Tag