Senin, 21-December-2020 13:40

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Kunjungan dari Kedutaan Besar (Kedubes) Jerman untuk Indonesia ke markas FPI menjadi sorotan. Sebab, kunjungan itu dipandang sangat politis.
Belakangan diketahui klaim FPI terkait kunjungan tersebut berbeda dengan keterangan yang disebutkan oleh pihak Kedubes Jerman.
Terkait hal tersebut pegiat media sosial (medsos) Permadi Arya atau yang akrab disapa Abu Janda mengakatan jika FPI joga mengarang bebas.
- Komnas HAM Lapor Presiden Terkait Tewasnya Laskar FPI, Pigai: Umat Muslim Bisa Laporkan ke PBB
- Novel Bamukmin: Bukan Ahok Namanya Kalau Tidak Buat Gaduh
- Soal Ahok dan Raffi Ahmad, TG Sindir Pendukung HRS: Mau Framing Tapi Gak Cerdas
- PA: Kalau Ahok-Raffi Diproses Hukum, Anies Baswedan-Titiek Soeharto Juga Harus Diproses...
Menurutnya percaya sama cerita enam laskar FPI tak punya senjata sama saja percaya sama tukang tipu 'Papa Minta Pulsa'.
"Orang jerman ke markas FPl nanya jadual demo 1812, dibilang "Jerman turut berduka" Nangkep orang gak jelas, ngakunya nangkep "anggota BIN"," kata Abu Janda dalam akun Twitternya @permadiaktivis1.
"FPl ini jagoan mengarang bebas Percaya sama cerita 6 Laskar FPI tidak punya senjata, sama aja percaya samma TUKANG TIPU Papa minta pulsa," lanjutnya.
Diketahui FPI beberapa waktu lalu mengklaim dikunjungi pihak Kedubes Jerman. Pihak Kedubes Jerman diaku FPI ikut berbelasungkawa atas tewasnya 6 laskarnya yang mengawal Habib Rizieq Shihab.
Klaim itu disampaikan Sekretaris Umum FPI Munarman pada Sabtu (19/12/2020) lalu. Munarman mengatakan, dua orang dari Kedubes Jerman berkunjung ke Sekretariat DPP FPI, Petamburan, Jakarta Pusat pada Kamis (17/12/2020) siang hari.
"Dari Kedutaan Jerman sudah datang ke Sekretariat FPI. Dari pihak Kedubes Jerman menyampaikan turut berdukacita dan belasungkawa atas kejadian dibunuhnya enam syuhada," kata Munarman.
Munarman pun menilai, datangnya pihak Jerman di tengah kasus tewasnya enam anggota FPI itu bakal mengawali perhatian global atas kasus ini. Dia menyebut tewasnya enam anggota FPI itu sebagai pembunuhan di luar hukum.
"Perhatian internasional terhadap kasus extrajudicial killing enam syuhada akan berdampak pada reputasi Indonesia di dunia internasional," ujar Munarman.
Namun, klaim FPI tersebut waktu itu masih sepihak saja. Kementerian Luar Negeri RI pun kemudian melakukan pendalaman atas klaim FPI itu.
Dalam keterangan tertulisnya, Kedubes Jerman mengatakan demonstrasi terjadi di sekitar gedung kedutaan sehingga Kedutaan Jerman merasa perlu memastikan kondisi. Kedutaan pun menjamin tidak ada niat politis apa pun atas kehadiran tersebut.
"Kedutaan Besar Jerman menyesalkan kesan yang ditimbulkan atas insiden tersebut, baik kepada publik maupun mitra kami di Indonesia. Kami menjamin tidak ada niat politik apa pun dalam kunjungan tersebut," demikian keterangan tertulis Kedutaan Besar Jerman.
Kedubes Jerman mengaku terus menjalin komunikasi dengan otoritas Indonesia. Kedubes Jerman menegaskan selalu berada di sisi pemerintah Indonesia.
"Dan kami yakin bahwa kami akan dapat mengklarifikasi ini dengan cara yang bisa dipahami oleh semua pihak. Kami tetap berada di sisi mitra Indonesia kami," lanjut pernyataan tersebut.
Reporter : Wahyu Praditya P
Editor : Nazaruli
Tag