Kamis, 10-December-2020 11:00

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), yang juga mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean (FH) menanggapi usulan Budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun mendorong dialog empat mata antara Jokowi dengan Rizieq.
Dialog dimaksudkan untuk mencari solusi setelah terjadi bentrok polisi dan Laskar FPI yang menewaskan enam orang anggota FPI.
- HNW Sebut Upaya Anies Cegah Banjir Kembali Disabotase, FH: Penyebaran Hoax
- Disinyalir PT Adaro Jadi Penyebab Banjir Kalsel, Arief Poyuono Minta Presiden Copot Erick Thohir
- Bandingkan Kasus Raffi-Ahok, RH: Rizieq Belum Jadi Tersangka Dipepet Terus
- Rizieq Bisa Digunakan untuk Kekuatan Kampanye Protokol Kesehatan
Ferdinand mengaku, sebagai rakyat Indonesia, dirinya menolak usulan dialog antara Presiden Jokowi dan Imam Besar FPI, Rizieq Shihab. Sudah seharusnya, kata dia, Rizieq Shihab ikuti aturan hukum dan mengakui Pancasila.
"Dialog? Apa yang mau didialogkan? Mau mengajak Jokowi mendukung Intoleransi? Merasa diri sejajar setara dengan Presiden?" tulis Ferdinand dalam akun Twitternya, @FerdinandHaean3.
"Saya sebagai rakyat, menolak usulan dialog antara Rizieq dgn Jokowi. Yg hrs dilakukan adlh Rizieq ikuti hukum dan akui Pancasila," tulisnya lagi.
Sebelumnya, Budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun mendorong dialog empat mata antara Jokowi dengan Rizieq setelah terjadi bentrok polisi dan Laskar FPI yang menewaskan enam orang.
"Sambil menunggu presiden mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya enam rakyatnya, sekarang saatnya terjadi dialog empat mata antara Jokowi dengan Habib Riziq. Di-'wali'-i misalnya oleh Pak Jusuf Kalla dan Gus Mus (KH Mustofa Bisri)," katanya dikutip dari caknun.com, Selasa (8/12).
Cak Nun menyebut setelah dialog Jokowi dengan Rizieq bisa disusul dialog-dialog berikutnya antar berbagai kelompok dan stakeholders bangsa ini.
Prinsip yang harus dicapai, kata Cak Nun, "Menang bersama, bukan menangan sendiri 2- Semua insyaallah menjadi lerem dan tenang oleh pertemuan itu 3- Tidak boleh ada yang dipermalukan. Menang tanpo ngasorake. Yang menang NKRI, Persatuan Kesatuan, Bangsa dan Rakyat Indonesia. Win-win Game."
"Kita punya Pancasila, kita pelaku Demokrasi, kita punya warisan wisdom luar biasa dari sejarah masa silam. Kita pastikan apapun yang terlanjur terjadi, pada akhirnya yang menang adalah bangsa dan rakyat Indonesia," ujar Cak Nun.
Reporter : Wahyu Praditya P
Editor : Sesmawati
Tag