Kamis, 24-December-2020 23:01

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Wakil Sekretaris Jendral Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin menyayangkan keputusan Presiden Joko Widodo memilih Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) sebagai Menteri Agama (Menag) menggantikan Fachrul Razi.
"Sudah tidak kaget sih dengan rezim gaduh, maka kabinet diisi dengan orang- orang yang membuat kegaduhan terus. Padahal masih banyak putra putri terbaik yang profesional dan berpengalaman di bidangnya yang bisa mempersatukan umat serta lurus," kata Novel kepada netralnews.com, Rabu (23/12/2020).
Novel menambahkan, seharusnya yang menjadi Menteri Agama adalah figur yang bisa mempersatukan seluruh anak bangsa, bukan sosok yang berpotensi menimbulkan kegaduhan di negeri ini.
- Jokowi Klaim Indonesia Mampu Atasi Krisis Pandemi, SD: Indikatornya Apa? Korban Banyak, Ekonomi Anjlok, Utang Naik
- Adu Prestasi Andre Rosiade vs Denny Siregar, Siapa Lebih Unggul?
- Kecam Tindakan Rasis Ambroncius Terhadap Natalius Pigai, FH: Layak Diproses Hukum
- Andre Tantang Denny Siregar Adu Prestasi Hingga Pamer Penghargaan: Kalau Ente Apa Bro?
"Namun justru pemberi gelar Sunan Kalijodo yang diberikan amanah jabatan. Padahal kan sebenarnya saat ini diperlukan tokoh yang bisa mempersatukan, bukan yang membuat porak poranda bangsa ini. Apalagi orang yang belum bisa mengamalkan Pancasila dan agamanya dengan baik," ungkap Novel.
Diketahui, Gus Yaqut pernah menjuluki mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP/Ahok) sebagai 'Sunan Kalijodo' pada 2017 lalu. Ahok mendapat julukan itu setelah mengubah kawasan Kalijodo dari sarang prostitusi dan perjudian ilegal menjadi kawasan ruang terbuka hijau dan RPTRA, bahkan jadi destinasi wisata.
"Saya hanya jadi teringat hadist Nabi Muhammad SAW 'Jika jabatan diberikan bukan kepada yang ahlinya maka tinggal tunggu kehancurannya'. Dan itu sudah terbukti di Menag sebelumnya namun kali ini akan dibuat hancur lagi," terang Novel Bamukmin.
Meski demikian, Novel mengaku masih menaruh harapan kepada Gus Yaqut untuk berbenah diri dan tidak membuat gaduh, serta merangkul semua anak bangsa. Ia juga mengingatkan Ketua Umum GP Ansor itu untuk tidak melakukan korupsi.
"Tapi saya tetap berharap Gus Yaqut bisa berbenah diri, tidak membuat gaduh lagi, bisa merangkul dan menyatukan kembali anak bangsa yang terpecah belah ini, dan yang penting tidak korupsi," pungkas Novel.
Reporter : Adiel Manafe
Editor : Sesmawati
Tag